Pagi hari 6 Agustus 1945, pesawat B-29 bernama Enola Gay melayang di
atas kota Hiroshima, Jepang. Setelah melakukan pemantauan, sebuah muatan
besar yang dinamai Little Boy, dilepas dari dalam Enola Gay.
Itulah bom atom pertama yang pernah digunakan manusia untuk memusnahkan
ribuan manusia lainnya. Little Boy meledak di Hiroshima, mengakibatkan
korban 70 ribu orang tewas dan 100 ribu lainnya luka-luka.
Enola Gay dipiloti oleh Paul Warfield Tibbets Jr. Nama Enola Gay sendiri
merupakan nama ibu dari Tibbets yang diabadikan dalam bentuk pesawat.
Little Boy menyebabkan kehancuran total. Dari sebelumnya ada 90 ribu
gedung di Hiroshima, hanya tersisa 28 ribu pasca-pemboman. Dari 200
dokter yang ada di kota ini, cuma tinggal 20 saja yang hidup dan bisa
membantu korban. Sementara, suster yang tadinya berjumlah 1.780 orang,
susut hanya tersisa 150 yang mampu menuntaskan pekerjannya menolong
korban bom atom.
Paul Tibbets, pilot Enola Gay melambai dari kokpit pesawat pembawa bom
atom ke kota Hiroshima. Foto diambil oleh prajurit Armen Shamlian dari
AU AS. (Wikimedia Commons)
Tibbets menyatakan tidak pernah menyesal menjalankan misinya.
Menurutnya, jatuhnya bom atom yang menghentikan Perang Dunia II, akan
menyelamatkan banyak nyawa prajurit Sekutu.
Tapi hingga masa pensiunnya, Tibbets tetap dihantui para aktivis
antinuklir. Kala tahun 1976, Tibbets kembali menerbangkan pesawat B-29
dalam sebuah air show dan memperagakan bagaimana bagaimana bom atom
dijatuhkan. Kritik makin gencar akannya. Toh, Tibbets tetap menanggapi
dengan kepala
dingin, tanpa pernyataan penyesalan.
Sayangnya dosa tersebut membuatnya sulit dimakamkan dengan nisan. Agar
makamnya tak menjadi sasaran demonstran antibom nuklir, Tibbets berpesan
agar makamnya dibuat tanpa identitas. Tibbets akhirnya wafat pada 1
November 2007 karena tubuh tua di usia 92 tahun. Sesuai pesannya,
Tibbets dikuburkan tanpa identitas apa pun di makamnya di Columbus,
Ohio, AS.
Sumber:Pengorbanan Besar Si Penjatuh Bom Atom Hiroshima - Foseha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar